Yogyakarta - Delapan gol tercipta dalam pertandingan Liga Primer Indonesia antara Real Mataram kontra Persebaya 1927 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (20/3/2011). Tim tamu menjadi pemenang dengan skor 6-2.
Persebaya membuka skor di menit ke-15 melalui sontekan Michael Cvetkovski yang memanfaatkan tendangan bebas John Takpor dari sebelah kanan pertahanan tuan rumah.
Dalam keadaan tertinggal, Real Mataram malah kehilangan satu pemain setelah Ali Machrus diganjar kartu merah di menit 31 karena melanggar Rendi Irawan. Ironisnya, ini adalah kartu merah ketiga yang diterima Ali setelah melawan Bali Devata dan Aceh United.
Dua menit setelah pengusiran itu, gawang Real Mataram kembali bobol. Tendangan Rendi Irawan dari luar kotak penalti mengenai tiang dan bola jatuh ke tanah. Wasit memutuskan bola sudah melewati garis gawang.
Skor berubah menjadi 3-0 untuk Persebaya 1927 setelah kerja sama Erol Iba dan Andrew Barisic menembus gawang The Reds Army. Menerima umpan Erol, Barisic memutar badannya dan langsung menyepak bola ke arah gawang tanpa bisa dihentikan kiper Arik Bahtiar.
Real Mataram praktis hanya memiliki satu peluang matang di babak pertama saat sepakan Zainal Abidin ditepis kiper Afrianto. Bola rebound disambut Eko Wijayanto namun usahanya masih melenceng dari sasaran.
Di babak kedua Persebaya tampak sudah di atas angin. Di menit 51 mereka menambah keunggulannya melalui gol kedua Rendi, menyambar umpan silang Andik Vermansyah.
Andik mendapat bagian menjebol gawang Real Mataram di menit 63. Penyerang muda ini melakukannya dengan penuh gaya, melewati dua pemain belakang lawan plus kiper Arik, sebelum melepaskan tendangan mudah ke gawang yang sudah kosong.
Tertinggal lima gol, Real Mataram berhasil memperkecil kedudukan menjadi 2-5, berturut-turut melalui tendangan Andrid Wibawa di menit 68 dan eksekusi penalti Fernando Soler di menit 84. Akan tetapi mereka kembali kebobolan di menit-menit terakhir oleh tembakan keras Arif, yang membuat pertandingan berakhir dengan skor 6-2.
Kemenangan ini menambahkan koleksi poin Persebaya 1927 menjadi 20 dari sembilan laga. Tim asuhan pelatih Aji Santoso ini tetap di peringkat tiga di bawah Persema Malang (23) dan Semarang United (21).
Fernando Soler merupakan mesin gol utama bagi Real Mataram. Namun begitu sang striker berharap dirinya tidak menjadi sentral permainan. Soler berharap tak cuma dia seorang yang jadi tumpuan tim.
Boleh dikatakan permainan Real Mataram adalah "Soler-sentris". Dalam laga melawan Persebaya 1927 di Stadion Maguwoharjo sore tadi, serangan Real Mataram selalu dialirkan kepada pemain bernomor punggung sembilan itu.
Dua kali sepakan Soler mengenai tiang gawang dan satu kali berbuah gol. Namun begitu seluruh upayanya gagal membawa The Reds Army menang. Tim Yogyakarta itu takluk dari "Bajul Ijo" dengan skor telak 2-6.
"Saya senang dengan situasi seperti itu (menjadi mesin gol tim red) , tapi saya minta sama-sama, sebagai tim, bukan saya sendiri," ujar Soler kepada detikSport selepas pertandingan.
Di babak pertama Soler berduet dengan Eko Wijayanto. Selepas restart, pelatih Jose Basualdo memasukkan Andrid Wibawa dan Reza untuk bermitra dengan penyerang yang sudah mencetak enam gol sejauh ini.
"Kita cari teman untuk Soler. Soler benar-benar kuat. Andrid hari ini luar biasa. Kalau Andrid bisa seperti hari ini, dia punya peluang," kata Basualdo.
Mendatangkan pemain baru merupakan salah satu agenda Real Mataram. Baik Basualdo maupun CEO Erick Irawan Pudjoadi mengatakan bahwa pihaknya berencana mendatangkan dua gelandang dan satu striker.
sumber : detiksport
21 Maret 2011
LPI : Real Mataram vs Persebaya 1927 20 maret 2011 skor 2-6
Loading...
0 comments:
Posting Komentar
Komentar tanpa moderasi,dan blog ini Do Follow blog
Silahkan komentar