Tripoli - Presiden Libya Muammar Khadafi berdalih tindakannya terhadap kaum demonstran adalah perang melawan terorisme. Karena itu, dia heran dan kaget mengapa dunia luar tidak mendukung aksinya tersebut.
"Saya terkejut bahwa tidak ada yang memahami ini adalah perang melawan terorisme," kata Khadafi dalam sebuah interview dengan surat kabar Prancis dan dikutip reuters, Minggu (6/3/2011).
"Keamanan kami bersikap kooperatif. Kami telah banyak membantu Anda dalam beberapa tahun terakhir ini. Jadi mengapa ketika Libya berjuang melawan terorisme tidak ada yang membantu kami kembali?" gugat penguasa berumur 68 tahun ini.
Khadafi, yang telah memerintah Libya sejak kudeta tahun 1969, menghadapi pemberontakan populer belum pernah terjadi sebelumnya. Ia menyerang pasukan pemberontak yang memegang kendali di Kota Zawiyah, Lybia Timur.
Pertempuran militer dan rakyat Libya ini menewaskan 30 orang. Sejak Sabtu kemarin, Khadafi mengirimkan tentara tambahan ke Zawiyah untuk kembali melumpuhkan kaum demostran yang kini telah bersenjata.
Pada Sabtu, 26 Februari, sebanyak 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB secara bulat mengeluarkan sanksi kepada Khadafi dan keluarganya. PBB meminta setiap tindakan kekerasan terhadap demonstran anti-pemerintah dibawa ke pengadilan internasional di Den Hague, Belanda.
Khadafi juga mendapat larangan perjalanan dan semua aset pemimpin 68 tahun itu dibekukan, termasuk aset putra tertuanya maupun seluruh anggota keluarganya. Seluruh pimpinan dan pejabat pertahan dan intelijen dianggap bertanggung jawab dalam pertumpahan darah di Libya. Khadafi meminta PBB menangguhkan sanksi-sanksi tersebut.
sumber : detik.com
0 comments:
Posting Komentar
Komentar tanpa moderasi,dan blog ini Do Follow blog
Silahkan komentar