31 Maret 2011

Hati-hati bercanda soal bom di pesawat

Jakarta - Pekan ini pesawat Garuda Indonesia dan Silk Air sempat delay berjam-jam gara-gara ada penumpangnya yang bercanda tentang bom. Nah, bagaimana kalau di luar negeri?


"Kalau di luar negeri, ada penumpang seperti itu langsung diborgol dan digelandang keluar, dimasukin penjara karena itu dianggap ancaman," ujar Senior Flight Operation Inspector International Civil Aviation Organization (ICAO) Capt Rendy Sasmita Adjiwibowo ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (31/3/2011).

Rendy membagi pengalaman menghadapi penumpang yang tidak menyenangkan selama puluhan tahun dirinya berkarir menjadi pilot di maskapai Garuda Indonesia saat itu. Saat penerbangan Sydney menuju Denpasar, ada pria bule yang mabuk sehingga mengganggu penumpang lain dan pramugari.

"Mabuk berat, mengganggu pramugari, nyolek kiri, nyolek kanan, tindakannya tidak terkontrol. Tapi belakangan saya tahu mabuknya tidak begitu berat karena mengiba-iba. Kalau menurut saya, mabuknya alasan," jelasnya.

Sebagai kapten penerbangan pada saat itu, dia dibekali borgol dan pentungan karet dalam kokpit. Hal ini merupakan standard operating procedur (SOP) Garuda yang diselaraskan dengan peraturan penerbangan di Australia.

"Pesawat yang ke Australia selalu membawa borgol dan pentungan karet di kokpit. Akhirnya orang yang mabuk itu bisa dikerubuti banyak orang, diikat di kursi dan diborgol. Dia mulai mengiba-iba," kisah Rendy.

Begitu mendarat di Denpasar, dia pun langsung melapor dan mengisi formulir tentang 'disrupted passenger' yang berisi tentang detail kejadian. Penumpang yang mengganggu itu langsung digelandang oleh petugas keamanan dan polisi.

SOP borgol dan pentungan dalam kokpit itu, imbuh Rendy, hanya dia temui pada penerbangan ke Australia hingga saat ini. Sedangkan untuk penerbangan ke Eropa atau Amerika Serikat, tidak seketat itu.

"Mungkin beda kultur. Orang Eropa, minum, tapi nggak sampai mabuk-mabukan, nggak sampai provokatif," jelasnya.

Kalau penumpang domestik di Indonesia, menurut Rendy, banyak kasus pencurian life vest atau rompi penyelamat alias pelampung yang biasanya ditaruh di bawah kursi pesawat. Karena aturan dan sanksi mengenai pencurian pelampung benar-benar dijalankan, maka lambat laut ada efek jera.

"Dulu banyak kejadian pelampung life vest hilang dicuri, enforcement dijalankan. Curi pelampung membahayakan orang lain di air, kalau cari (pelampung) nggak ada, kehidupannya terbahayakan. Juga setelah ada efek jera punishment, jera mereka," jelasnya.

Namun untuk tindakan penumpang yang mengganggu di Indonesia relatif rendah. "Kalau di Indonesia, nggak kebiasaan minum. Aman-aman saja. Tapi ya itu tadi bercanda, meneror. Tapi dalam dunia penerbangan, yang bercanda bisa dianggap serius. Pesawat kan seperti balon, ledakan yang lemah saja efeknya bisa besar," jelasnya.


sumber : detiknews

Loading...

0 comments:

Posting Komentar

Komentar tanpa moderasi,dan blog ini Do Follow blog
Silahkan komentar

Download mp3,lirik lagu

online