28 Mei 2011

Mobil elektrik banyak diminati pasca Tsunami Jepang

mobil-elektrik-laris-manis-pasca-tsunami-jepang


Tokyo (ANTARA News) - Hummer 4x4 atau Jeep mungkin pilihan terbaik untuk menjelajahi kota-kota yang hancur di timur laut Jepang. Wilayah itu diguncang gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret dan pasti tidak ramah bagi kendaraan elektrik.

Namun, pada hari-hari setelah bencana itu terjadi, mobil elektrik justru membuktikan ketangguhannya -- meski kendaraan itu dirancang seringan mungkin dan ban yang mungil.

Sedan kelas ringan ini, misalnya yang dibuat Mitsubishi dan Nissan, mampu hilir mudik di daerah bencana - bukan karena mampu "off road" tetapi karena mereka mampu untuk "mengisi bahan bakar" di "colokan" listrik biasa.

Penyulingan-penyulingan minyak rusak dan jalan penuh hambatan sehingga bensin adalah barang yang sulit. Kekurangan menjadi akut sampai-sampai Tentara Bela Diri Jepang harus mengangkut bensin yang disumbangkan China.

Namun di Sendai, kira-kira 250 mil timur laut Tokyo, dan kota-kota lain rusak oleh gempa bumi, listrik sudah normal dalam beberapa hari setelah bencana.

Presiden Mitsubishi Motors, Osamu Masuko, menawarkan puluhan mobil elektrik i-MiEV untuk kota-kota yang terkena dampak gempa.

Kendaraan yang dirancang untuk kerja ringan seperti mengantar penumpangnya ke pusat perbelanjaan itu ternyata cocok untuk kebutuhan di daerah yang terkena bencana.

Mobil itu bolak-balik membawa warga ke pusat pengungsian, sekolah dan rumah sakit, mengangkut dokter, pekerja profesional dan sukarelawan.

Memang, mereka tidak bisa membantu dengan tugas seperti mengangkut bahan bangunan atau menarik kendaraan yang terdampar.

Ada 89 i-MiEV terlibat dalam usaha pemulihan, 34 untuk prefektur Miyagi, 33 untuk prefektur Fukushima dan 18 untuk prefektur Iwate.

"Hampir tidak ada bahan bakar pada waktu itu, sehingga saya sangat berterima kasih saat mendengar penawaran itu," kata Tetsuo Ishii, kepala dinas lingkungan di Sendai. "Bila kami tidak mendapat mobil-mobil itu, itu akan sangat sulit untuk mengerjakan hal yang harus lakukan."

Ishii dan pejabat-pejabat resmi di Sendai menggunakan mobil-mobil itu secara strategis.

Dua digunakan untuk membawa makanan dan pasokan ke 23 pusat penampungan di kota, sementara dua lainnya melayani dokter.

Petugas pendidikan menggunakan dua kendaraan lain untuk memerika kerusakan struktural sekolah. Yang lain membantu mengantar pasokan ke taman kanak-kanak sekitar kota atau dipinjam kelompok relawan.

Jika ada kebutuhan mendesak, kotapraja bisa menggunakan mobil-mobil untuk membantu membersihkan rumah rusak. Truk masih sulit beroperasi karena bahan bakar tak mudah didapat.

Rata-rata kendaraan listrik itu menempuh 30 hingga 45 mil setiap hari, kira-kira separuh jarak yang bisa ditempuh dalam keadaan baterai penuh.

Kebanyakan mobil, kata dia, kembali setiap malam ke balai kota lalu diisi dengan listrik 200 volt.

Pengisian cepat hingga 80 persen bisa dilakukan dalam 30 menit sedangkan pada outlet standar 100 volt membutuhkan waktu lebih dari 12 jam.

Mobil itu memiliki tinggi sedikit di atas lima kaki dan lebarnya tak sampai lima kaki. Berat i-MiEV kurang dari 2.400 pounds. Baterainya seberat 400 pound terletak di bawah dek sehingga kendaraan itu punya pusat gaya tarik yang lebih rendah.

President Mitsubishi Motors, Masuko, terkesan dengan kekokohan dan daya guna kendaraan buatan pabriknya. Selama ini mereka berjuang melawan anggapan bahwa kendaraan itu mahal dan tak praktis.

"Saya paling terkesan saat mendengar kata-kata,' kukira kendaraan elektrik tidak bisa dipercaya tetapi saat ini, kendaraan itu bagian dari kehidupan sehari-hari," tulisnya dalam email. "Saya senang mendengar kendaraan elektrik kami berkontribusi untuk pemulihan daerah yang terkena dampak."

Kota-kota lain meminjamkan kendaraan elektrik mereka untuk usaha pemulihan.

Pada 15 Maret, Soichi Kataoka, walikota Soja, yang letaknya kira-kira 600 mil barat daya Sendai, meminjamkan salah satu i-MiEV kota ke Asosiasi Dokter Kesehatan di Asia untuk mendukung kinerja di daerah Tohoku. Perlu empat hari untuk membawa mobil ke Tohoku.

Harga i-MiEV sebelum subsidi pemerintah adalah hampir empat juta yen, kira-kira 48.000 dolar AS. Pengiriman pertama ke AS, di mana mobil akan disebut hanya "i" akan mulai pada Januari 2012.)

Harga kendaraan elektrik di Jepang memang tak murah tapi biaya energinya murah. Pada dealer Nissan, biayanya hanya 500 yen (6.02 dolar AS) selama 30 menit pengisian cepat, dan hanya 100 yen untuk pengisian normal (biasanya sepanjang malam). Segalon bensin, sebagai bandingan, berhaga kira-kira 7 dolar AS.



source:antaranews

Loading...

1 comments:

tidak hanya di jepang saja mobil elektrik di sukai banyak kalangan di Indonesia khususnya di Jakarta mobil elektrik sekarang banyak disukai berbagai kalangan.

Posting Komentar

Komentar tanpa moderasi,dan blog ini Do Follow blog
Silahkan komentar

Download mp3,lirik lagu

online